Senin, 19 Oktober 2009

Budidaya jamur

Jamur tiram

Dalam Dunia Biologi, Jamur merupakan Fungi. Fungi, dalam klasifikasi ( pengelompokannya ) terbagi menjadi 4 kelompok. 3 diantara anggota kelompok berukuran mikroskopis dan satu kelompok berukuran makroskopis (besar). Phycomicotuna, ascomicotina, deuterumicotina merupakan kelompok jamur berukuran kecil. basidiomicotina merupakan kelompok jamur besar. jamur tiram, jamur merang, jamur kuping merupakan contoh anggota kelompok basidiomicotina. Secara Umum, jamur membutuhkan kondisi lembab, kurang cahaya dan bahan organik untuk dapat tumbuh. Perkembangbiakan jamur kelompok jamur besar menggunakan spora yang disebut basidiospora. Dengan persaratan umum tersebut, diupayakan pembudidayaan jamur besar dengan memanfaatkan teknologi pembuatan kompos untuk penyediaan bahan organik (humus) , Sterilisasi bahan kampos, penciptaan kondisi kurang cahaya dan lembab.

Dalam budidaya jamur, teknologi budidaya dapat dikelompokkan menjadi 2 tahap yakni : Pertama, tahapan membuat media bibit induk (spawn). Kedua, tahanan memproduksi jamur . Pada tahapan membuat media bibit induk (Tahap pertama), ada 10 langkah yang perlu dilakukan. (1), bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet 1 (42%) . Bahan baku ini adalah yang terbaik. (2), bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci. (3), bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan sedikit air. (4) bahan baku tersebut kemudia didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil. (5) sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat C. (6) lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit). (7), inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28 derajat C. (8), botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras. (9), bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata. (10), jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan. Bibit yang disimpan ini dapat dijadikan sebagai sumber bibit untuk budidaya jamur dalam skala yang lebih besar yang dikenal dengan nama bibit F1 atau F2.


Pada Tahapan memproduksi jamur (Tahap Kedua ), terdapat 10 langkah. (1), siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan). (2) tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat. (3) membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7. (4) distribusikan kedalam baglog polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak. (5) sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi. (6) inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelah suhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.(7) inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya. (8) baglog substrat cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur yang digunakan. (9) baglog disusun di rak dalam rumah jamur . Pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tubuh buah. Bakal tubuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22 derajat C RH : 80-90 %. (10) panen jamur . Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu.

Jumat, 16 Oktober 2009

Berpikir kritis

Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap orang, tetapi dalam perkembangannya, berpikir kritis mengalami kemunduran seiring dengan pembelajaran di kelas yang bersifat monoton dengan menempatkan guru sebagai sumber informasi. Pembelajaran yang demikian tidak memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis dapat dilatih dengan pembelajaran yang bersifat konstruktiv. Dengan pembelajaran yang aktif, siswa akan dapat melatih cara berpikir kritis sehingga diharapkan menjadi terampil. Menilai informasi, mengajukan pertanyaan adalah indikator kemampuan berpikir kritis yang dimiliki seseorang pada masa kanak-kanak. seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan, berpikir kritis juga mengalami perkembangan ke arah indikator yang lebih komplek.